Diposting oleh adi prabowo Kamis, 22 Januari 2009 di 23.21
0 komentar Label: israel kejam
Diposting oleh adi prabowo di 23.07
Israel tetap gempur Jalur Gaza
Seorang warga Palestina korban bom Israel menjalani perawatan. Petugas medis Palestina dan aktivis HAM menuding militer Israel menggunakan bom fosfor secara ilegal di kawasan warga sipil, dan senjata itu menimbulkan luka bakar serius. Militer Israel membantah menggunakan bom semacam itu.
Pesawat Angkatan Udara Israel menyerang tempat-tempat di dekat perbatasan Gaza-Mesir yang dikatakan menjadi lokasi terowongan penyelundupan.
Tank militer Israel melanjutkan serangan darat dan udara terhadap Jalur Gaza. Serdadu Israel bergerak perlahan-lahan ke kawasan paling padat penduduk di wilayah Palestina tersebut.
sumber:(http://www.bbc.co.uk/indonesian/inpictures/story/2009/01/090113_israeliassaults.shtml)
Diposting oleh adi prabowo Selasa, 20 Januari 2009 di 22.31
Beginikah cara orang-orang israel mendapatkan apa yang mereka ingnkan???semoga ALLAH SWT membukakan pintu hati mereka.......!!!!
sumber:(http://www.rozy.web.id/tag/foto-korban-jalur-gaza/)
0 komentar Label: korban kejamnya israel
Diposting oleh adi prabowo di 22.01
Seorang wanita Palestina duduk tak bedaya di samping rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza
Meski DK PBB sudah mengeluarkan Resolusi 1860 untuk melakukan gencatan senjata, Israel masih terus melakukan serangan ke Gaza. Hingga hari ke-15, sudah 800 lebih warga Palestina yang tewas. Sepertiganya merupakan anak-anak.
sumber(http://foto.okezone.com/index.php/ReadStory/1960/wanita-dan-anak-palestina-korban-gaza)
Diposting oleh adi prabowo di 21.42
Seorang tentara Natioanl Security Guarg (NSG) India mengawasi hotel Taj Mahal dalam operasi pembebasan sandera/AFP
Tragedi Mumbai, Teror Paling Berdarah Sepanjang 2008
SEJAK tragedi penyerangan menara kembar World Trade Center Amerika Serikat pada 11 September (11/9) 2001 silam, aksi teror seolah tak pernah berhenti dan kerap mengisi perjalanan tahun demi tahun.
Memang 11/9 bukanlah aksi teror pertama yang sudah merenggut korban jiwa. Namun setidaknya ini merupakan awalan dari rangkaian teror berikutnya hingga 2008.
Jika 2002, terjadi tragedi Bom Bali I yang menewaskan lebih dari 200 orang. Pada 2003, bom Cassablanca Maroko menewaskan 40 lebih, 2004 bom kereta menewaskan 199 orang di Madrid Spanyol, 2005 bom di kereta dan bus di London menewaskan 52 orang, di penghujung 2008, dunia dikejutkan dengan teror Mumbai India yang merupakan teror paling berdarah selama tahun ini.
Catatan di atas memang bukan satu-satunya aksi teror yang terjadi di masing-masing tahun. Namun peristiwa tersebut merupakan yang terbesar dalam jumlah korban tewas.
Demikian dengan teror Mumbai yang setidaknya menewaskan 180 orang dalam serangan yang berlangsung selama 160 jam itu lebih itu.
Tak hanya dalam korban jiwa, teror Mumbai juga membuat hubungan India dan Pakistan memanas. Pemerintah India menuding kelompok militan Pakistan merupakan dalang dibalik teror di kota bisnis dan wisata ternama India itu. Berdasarkan fax yang diterima media nasional India, kelompok Deccan Mujahidien mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun pemerintah India meyakini lain, teror ini merupakan ulah Lashkar e-Taiba. Kelompok militan asal Pakistan yang pernah melakukan penyerangan Gedung Parlemen India pada 2001. Organisasi ini juga masuk dalam daftar teroris PBB karena dianggap memiliki jariangan dengan Al Qaeda.
Selain mengincar warga negara Amerika Serikat dan Inggris, pelaku teror juga mengincar warga Israel. Mereka disandera selama beberapa jam dan sebagian tewas.
Serangan bermula pada Rabu malam 26 November sekira pukul 10. Setelah membajak kapal milik nelayan, penyerang langsung masuk ke kota Mumbai dan menyerang beberapa lokasi yang kerap didatangi warga asing, seperti hotel, cafe, dan sarana transportasi. Selain hotel dan pusat Yahudi, ada lokasi lain yang menjadi target serangan, yaitu stasiun kereta api Chatrapati Shivaji Terminus (CST), kafe Leopold, Rumah Sakit Cama, dan kantor polisi.
Hotel Taj Mahal, Oberoi, dan pusat ibadah Yahudi Rumah Nariman, merupakan tiga tempat yang paling diincar pelaku penyerangan yang menggunakan senjata otomatis AK-47, granat tangan, dan bom tersebut. Hotel Taj Mahal merupakan tempat terakhir yang berhasil dibebaskan National Security Guard (NSG) atau pasukan khusus India pada Sabtu pagi 29 November.
Jumlah korban tewas mencapai lebih dari 180 orang, termasuk belasan polisi Mumbai, warga asing dari AS, Inggris, dan Israel, serta sembilan pelaku.
sumber:(http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/12/24/18/176656/tragedi-mumbai-teror-paling-berdarah-sepanjang-2008-1/tragedi-mumbai-teror-paling-berdarah-sepanjang-2008-1)
Diposting oleh adi prabowo Minggu, 18 Januari 2009 di 23.26
Denpasar - Keamanan di Bali disiagakan menyusul kekhawatiran kemungkinan serangan balasan menjelang eksekusi Amrozi cs. Pihak kepolisian bahkan meminta bantuan dari warga sekitar untuk memonitor setiap orang yang masuk ke Bali melalui Jawa.
"Keamanan di seluruh pintu masuk menuju Bali, baik lewat udara maupun laut, telah ditingkatkan," jelas Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith Smith sebagaimana yang dilansir dari news.com.au, Minggu (2/11/2008).
Selain itu, kemananan di penjara Kerobokan Bali, tempat Amrozi cs dipenjara sebelum dipindahkan ke Nusakambangan, juga diperketat. Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan Yon Suharyono mengatakan pihaknya telah memerintahkan untuk memperketat pengawasan dan patroli.
"Kami harus siaga karena di Kerobokan masih terdapat terpidana Bom Bali yang pertama," jelasnya.
Polisi juga meningkatkan keamanan di lokasi tempat para terhukum mati dilahirkan dan tempat di mana mereka akan dikuburkan.
Tidak jelas kapan Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas akan dieksekusi. Sejak hari Jumat 30 Oktober 2008 mereka telah diisolasi di Lembaga Pemasyarakatan Batu Pulau Nusakambangan.
Sedianya, sanak keluarga beserta pengacara Amrozi cs akan datang berkunjung esok hari Senin 3 November 2008, namun belum tentu ketiganya masih hidup.
Ali Fauzi, adik Amrozi dan Mukhlas, mengungkapkan bahwa ia akan datang berkunjung ke penjara tempat kedua saudaranya berada untuk melakukan kunjungan rutin.
Selain itu, Ali mengatakan bahwa seorang saudaranya yang lain akan melayangkan permohonan terakhir ke Pengadilan Denpasar yang menghukum mati ketiganya atas peristiwa Bom Bali yang menewaskan 202 orang, 88
diantaranya warga negara Australia.
Meski demikian, pihak yang berwenang mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi upaya hukum yang dapat dilakukan.